Sabtu (29/9) ini, di stadion berkapasitas 60.355 tempat duduk — terbesar kedua di Liga Premier setelah Old Trafford, akan mencuat juga sebuah tajuk lain: derby mahal. Maklum, manajemen Arsenal mengincar gate-revenue sampai 6 juta pound (sekitar Rp 94 miliar) dengan menjual tiket paling murah 62 pound (sekitar Rp 1 juta). Wuiiih..
Tapi yang paling menarik, dan terkini, adalah menunggu apa yang akan dan harus dilakukan Chelsea bersama Roberto di Matteo untuk John Terry. Skipper dan kapten The Blues itu telah divonis FA: banned empat partai plus denda 220 ribu pound untuk kasus rasis yang ditudingkannya terhadap Anton Ferdinand— sebuah vonis yang ‘ringan’ dibanding hukuman delapan partai Luis Suarez untuk tudingan rasisnya terhadap Patrice Evra.
Terry memang masih punya waktu 14 hari untuk berpikir tentang vonis itu: menerima atau banding. Tapi kita tahu bahwa semua klub, seharusnya tidak punya toleransi untuk rasisme, untuk penghinaan dan pelecahan. Nah, pertanyaannya apakah Terry tetap akan dimainkan Di Matteo dalam derby ini?
Kalau pun dimainkan — bahkan dalam beberapa prediksi Terry masuk dalam starter XI mengisi center back four Chelsea bersama Ivanovic, Luiz dan Cole – apakah Terry punya kekuatan mental, maklum secara psikis dia dalam keadaan tertekan? Atau justru sebaliknya, Terry ‘menggila’, total, habis-habisan karena ini derby bergengsi dan juga pertaruhan untuk pacu kuda memburu juara!
Ini musim kesembilan Terry bersama Chelsea sejak debutnya di season 1998-1999, sempat di-loan ke Nottingham Forest dan kembali gabung The Blues di season 2006. Jadi harap maklum banyak orang menunggu untuk teka-teki: apakah Terry masuk line-up di London Derby ini.
Tapi Arsene Wenger tak peduli Terry. Si jenius bermuka tirus ini juga tak peduli kalau derby ini tidak ada lagi Didier Drogba, monster Chelsea yang menakutkan Arsenal dalam delapan tahun terakhir tidak ada lagi dalam skuad Chelsea. Wenger lebih peduli skuadnya sendiri. Fokus!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar